kabarbangkabarat.com – Selasa, 19 November 2024 Oleh, Marwan/Mahasiswa Hukum UBB/Ketua Umum HMI Komisariat Universitas Bangka Belitung
Implementasi nilai-nilai intelektual kader sebuah organisasi yang Independen dihadapkan dengan kekuatan mempertahankan independensinya jelang pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2024. Gencarnya berbagai isu dalam proses dinamika di pilkada 2024 yang akan dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2024 menjadi celah goyangnya independensi sebuah organisasi.
Kepentingan-kepentingan politik banyak yang menjerumuskan organisasi sebagai alat mencapai tujuan politik. Tentunya organisasi kepemudaan menjadi target politik untuk menjadi kendaraan dalam memainkan berbagai isu yang disertai dengan imingan, karena tidak semua organisasi yang mampu membendung masuknya kepentingan-kepentingan tersebut.
Ketika terbawanya organisasi dalam kepentingan politik tentunya akan merusak nilai-nilai Intelektual kader dalam sebuah organisasi. Kecacatan independensi organisasi mencerminkan rusaknya intelektual para anggotanya, terutama pimpinan organisasi yang dianggap tidak mampu menjaga organisasi untuk berjalan dalam koridor tujuan konstitusionalnya.
Dalam sebuah organisasi, independensi bukan hanya terletak pada tindakan yang tidak mengibarkan bendera untuk kepentingan politik, melainkan bagaimana tidak melibatkan kader yang dalam dirinya melekat status sebagai kader sebuah organisasi. Maka independensinya sebuah organisasi, salah satunya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terdapat 2 paradigma terhadap independensi HMI yang dikenal dengan Independensi organisatoris dan independensi etis.
“Independensi Organisatoris” ditafsirkan dalam bentuk perjuangan yang teraktualisasi secara organisasi. Dalam artian bahwa dalam menjalankan setiap aktivitas atau perjuangannya sebuah organisasi tidak dikendarai orang lain dan merdeka/bebas dari berbagai pengaruh eksternal organisasi tersebut.
Sehingga perjuangan yang dilakukan memang menunjukkan kemurnian perjuangan yang berlandaskan pada visi utama sebuah organisasi.
Kemudian “Independensi Etis” tentunya tercerminkan dalam diri pribadi kadernya. Seorang kader organisasi ditekankan pada kewajiban dalam menjaga nama baik organisasi. Sehingga setiap perilaku dan tindakan yang dilakukan haruslah cenderung pada kebenaran (Al-Hanif).
Jadi sangat penting bagi seorang kader organisasi untuk menjaga sebuah independensinya dalam konteks perjuangan secara organisatoris serta perjuangan individualis yang dalam dirinya melekat nama baik sebuah organisasi.
Maka penting bagi pemimpin sebuah organisasi untuk memilah serta memilih tindakan yang mengarah kepada sebuah kepentingan. Ketika kepentingan yang mengarah pada kepentingan orang banyak (khalayak umum/masyarakat), maka menjadi kewajiban untuk diperjuangkan.
Namun ketika perjuangan dilandaskan pada kepentingan pribadi atau golongan yang akan mencoreng nama baik organisasi lebih baiknya seorang pemimpin organisasi bertindak menjaga nama baik organisasi tersebut. Nilai-nilai organisasi itu tercerminkan pada tingkat kualitas dan kuantitas kader-kadernya. Hal ini harus selalu dijaga secara konsisten agar roda tersebut tetap berjalan sebagaimana mestinya. Namun yang memang harus dijaga dengan baik menjelang pesta demokrasi pemilihan kepala daerah tahun 2024 ini ialah support dan dukungan penuh sebuah organisasi (organisasi independen) namun tidak terbawa arus kepentingan politik.
Menyadari pesta demokrasi yang akan dilaksanakan hitungan hari, maka dalam berbagai kondisi sebagai kader sebuah organisasi yang Independen, harus selalu memberikan kontrol terhadap organisasi agar tidak terbawa dalam arus kepentingan politik.
Alangkah baiknya dalam pesta demokrasi ini kita mendukung partisipasi masyarakat dalam memberikan hak pilihnya daripada ikut terbawa dalam kepentingan-kepentingan politik. Karena pada hakikatnya, demokrasi melekat hak semua warga negara, khususnya di Bangka Belitung adalah hak semua masyarakat Bangka Belitung. Sehingga yang menjadi point kita dalam pesta demokrasi adalah memberikan kontrol seiring berjalannya pesta demokrasi menuju hari puncaknya. Maka sangat penting selalu memberikan kontrol terhadap perjuangan sebuah organisasi.
Perjuangannya kaum intelektual ialah mengarah pada kebenaran (al-hanif) dan memperjuangkan hak kaum-kaum tertindas (mustafh’afin). Jadi, sebagai organisasi independen yang tercerminkan pada keintelektualan para kadernya. Pastinya menjadi kewajiban bagi kita semua yang mengakui kaum intelektual, untuk selalu menjaga nama baik dan independensi organisasi yang selalu dirawat sepanjang masa.
Cerminan perjuangan organisasi bukan pada kepentingan pribadi atau golongan seperti demontrasi karena arahan (bayaran), tetapi tercerminkan pada nurani dalam memperjuangkan hal yang pada fitrahnya itu benar. Pentingnya menjelang pesta demokrasi ini ialah untuk menjaga arah tujuan organisasi, jangan sampai terbawa arus kepentingan luar organisasi yang tidak sejalan dengan missionnya sebuah organisasi.